Tidak Ada Anggapan Sial Dalam Islam
TIDAK ADA ANGGAPAN SIAL DALAM ISLAM
Pertanyaan.
Saya seorang wanita. Sebentar lagi akan menikah dengan seorang lelaki. Mudah-mudahan menjadi pemimpin saya yang baik. Kebetulan hari lahir lelaki itu sama dengan bapak dan saya. Karena itu, keluarga saya tidak setuju. Sebab menurut para orang tua kalau di Jawa termasuk pantangan. Baik percaya apa tidak, akan muncul kesialan bila pernikahan itu diteruskan. Mohon penjelasan mengenai permasalahan di atas. (Fulanah di bumi Allah)
Jawaban
Keyakinan di atas dan keyakinan-keyakinan serupa lainnya merupakan bentuk khurafat (tahayul). Islam yang bertumpu pada tauhid, tidak membenarkannya. Dalam keyakinan itu terkandung kepercayaan yang sama sekali tidak berdasar. Yakni, munculnya kesialan dari kesamaan hari lahir pihak-pihak yang berhubungan erat dengan pernikahan.
Sebuah budaya, kepercayaan, warisan leluhur yang dinisbatkan kepada kepercayaan suatu ras tertentu, bila bertentangan dengan Islam, hukumnya tidak boleh diyakini dan dijalankan, apalagi dikembangkan. Meyakininya tidak boleh, apalagi ‘mendakwahkannya’ kepada orang lain (anak-anak) , seperti dalam kasus di atas.
Di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah terjadi banyak pernikahan. Begitu juga di zaman Sahabat. Dan kemungkinan terjadinya persamaan hari antara bapak, calon mempelai lelaki dan perempuan adalah terbuka. Dan ternyata, tidak terdapat satu keterangan dalam masalah ini.
Pada hakikatnya, kesialan muncul dari maksiat yang dilakukan oleh seorang hamba, baik kepada Rabbnya maupun sesama. Itulah pantangan yang wajib dijauhi oleh setiap insan Muslim. Bukan dari hal-hal yang dipantang menurut suku tertentu. Bila ini dibenarkan, maka akan ada sekian banyak pantangan bagi seorang Muslim, karena setiap ras dan suku memiliki pantangan-pantangan yang berbeda-beda.
Apabila kepercayaan semacam itu sedikit banyak menciutkan hati, maka seseorang diperintahkan untuk menanamkan tawakal kepada Allah Azza wa Jalla, Dzat Yang Berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang lolos dari ketentuan dan takdir Allah Azza wa Jalla. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلاَثًا وَمَا مِنَّا إلاَّ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ
“Tathayyur (menganggap sesuatu sebagai sumber kesialan) adalah syirik. Tathayyur adalah syirik. Tiada seorang pun dari kita kecuali akan terpengaruh dengan tathayur. Namun Allah k melenyapkannya dengan tawakal “. [HR.Abû Dâwud]
Kesimpulannya, kepercayaan semacam itu salah dan terlarang dalam Islam. Teruskanlah pernikahan tersebut. Pahamkan kepada kerabat dengan cara yang baik. Tawakal kepada Allah Azza wa Jalla akan menguatkan hati dan menghilangkan kekhawatiran dari kesialan yang didengung-dengungkan. Semoga Allah Azza wa Jalla memudahkan urusan pernikahan Saudari.
Wallâhul Hâdi
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/2348-tidak-ada-anggapan-sial-dalam-islam.html